Rabu, 06 Juli 2011

Menyingkap Tabir Radikalisme Gerakan Wahabi


JUDUL BUKU: Radikalisme Sekte Wahabiyah (Mengurai Sejarah dan pemikiran Wahabiyah)
PENULIS: Syekh Fathi al-Azhari
PENERBIT: Pustaka Bayan
CETAKAN: I, Oktober 2010
TEBAL: 196 Halaman



MENYINGKAP TABIR RADIKALISME GERAKAN WAHABI*

            Tidak diragkan lagi, bahwa Islam adalah sebuah agama yang kaya sekte. Dari mulai sekte yang paling radikal hingga yang paling liberal. Semuanya ada di tubuh Islam. Jauh sebelum itu, Rasulullah sebagai pembawa risalah agama telah memberi isyarat terkait munculnya berbagai macam sekte dalam Islam. Beliau menginformasikan bahwa suatu saat nanti umat Islam akan terpecah menjadi 73 golongan. Salah satu di antara sekian banyak golongan tersebut yang selamat hanya satu, yaitu golongan  Ahlussunnah Wal Jama’ah. Lebih lanjut, Rasulullah menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan  Ahlussunnah wal Jama’ah adalah golongan yang senantiasa mengikuti sunnah Rasul dan sahabat-sahabatnya. Sebuah penjelasan singkat, padat dan sederhana.
            Dewasa ini, informasi Rasul tersebut menjadi semakin jalas terbukti dengan banyaknya  sekte-sekte Islam yang berkembang di dunia Islam. Tidak hanya berjumlah 73 golongan, bahkan sekte-sekte Islam saat ini sudah berjumlah ratusan. Ironisnya, hampir semua sekte tersebut mengklaim kelompoknya yang paling benar dan selamat. Semua berlomba mendeklarasikan kelompoknya sebagai kelompok yang berhaluan Ahlussunnah Wal Jama’ah sebagaimana hadis Rasul di atas. Masing-masing mempunyai versi interpretasi tersendiri tentang Ahlussunnah. Implikasi negatif dari fenomena semacam ini adalah munculnya paradigma eksklusif dari masing-masing sekte, sehingga sekte yang berada di luar kelompoknya dianggap sebagai sekte yang tidak selamat, bahkan lebih ekstrim, dianggap sebagai sekte kafir yang sesat dan menyesatkan.
            Salah satu bukti dari dampak di atas  yang saat ini masih hangat diperbincangkan dalam dunia keislaman adalah fenomena gerakan wahabi. Adalah Syekh Fathi Al-Azhari seorang ulama yang dengan sangat eksporatif menjelaskan jejak radikalisme sekte Wahabi. Beliau menjelaskan bahwa sekte Wahabi adalah salah satu sekte yang patut diwaspadai oleh umat Islam secara keseluruhan. Sekte Wahabi mempunyai paradigma eksklusif dan merasa paling benar sendiri, seolah sekte mereka sendirilah yang berhak membawa kunci surga. Semua kelompok yang tidak sepaham dengan mereka dianggap sebagai kelompok  ahli neraka, sesat, ahli bid’ah dan halal darahnya. Inilah yang kemudian menjadi benih radikalisme yang merasuki tubuh gerakan Wahabi.
            Dalam buku yang telah diterjemahkan oleh abu Zahra ini, dijelaskan bahwa Wahabi adalah sebuah sekte Islam yang didirikan oleh Muhammad Ibn Abdul Wahhab yang muncul di daerah Nejd sejak sekitar 250 tahun silam, dimana Rasul telah bersabda tentang daerah Nejd, “Di sana akan muncul tanduk Syetan”. Muhammad ibn Abdul Wahhab telah menyiapkan kelompoknya sebagai musuh Islam dan mengklaim kelompoknya sebagai kelompok Salafi dengan tujuan agar bisa merusak Islam dari dalam.
            Gerakan ini mempunyai beberapa doktrin berbahaya. Di antara sekian banyak doktrin yang dianggap paling berbahaya yang merupakan akar radikalisme adalah doktrin pengkafiran secara umum pada setiap orang yang tidak sepaham dengan mereka. Dengan paham tersebut mereka menganggap halal darah setiap orang yang berseberangan dengan mereka dan dengan doktrin itu pula mereka membentangkan kekuasaannya di jazirah Arab dan Al-Haramain (Makkah dan Madinah).
            Syekh Ahmad Zaini, seorang mufti Makkah, sebagaimana dikutip oleh Fathi al-Azhari dalam buku ini, menyebut gerakan Wahabi adalah gerakan pembawa bencana. Kurang lebih 250 tahun silam, dengan dukungan dari kolonial Inggris, gerakan ini telah melakukan serangkaian kejahatan yang sangat sadis. Mereka menyerang Haramain (Makkah dan Madinah). Mereka tidak peduli akan kemuliaan kedua tanah tersebut, sehingga dengan tanpa merasa bersalah, mereka merampas harta benda penduduk Haramain, memperkosa wanita-wanita, membunuh orang awam sekaligus ulamanya serta menghancurkan peninggalan-peninggalan Nabi yang mulia. Semua itu dilakukan atas nama memerangi bid’ah dan kesesatan.
            Untuk memperkuat bukti bahwa gerakan Wahabi adalah sebuah gerakan penyebar virus-virus radikalisme, syekh Fathi al-Azhari memaparkan beberapa insiden nyata yang berakhir tragis akibat doktrin gerakan Wahabi. Di antaranya adalah ketika beliau di beri informasi oleh ulama Yordania dari keluarga sa’duddin tentang kesadisan Wahabi. Pada saat Wahabi menyerang Yordania selatan, seorang dari kelompok Wahabi berkata pada temannya, “Bunuhlah orang kafir ini!”, tanpa pikir panjang, temannya itu langsung menyembelih muslim Yordania tersebut seraya menyebut “Bismillah Allahu Akbar”. Insiden tragis akibat akidah Wahabi juga pernah terjadi di Togo, Afrika. Disebutkan, suatu ketika terdapat seorang laki-laki yang sangat perhatian terhadap peringatan maulid Nabi, kemudian ia mengirimkan anaknya untuk belajar di Arab saudi dan belajar akidah Wahabi. Setelah pulang ke negaranya, anak itu berkata pada ayahnya, “Kamu Kafir!”, lantas ayahnya pun membunuhnya.
            Buku ini, sangat layak untuk dibaca bagi siapa saja yang punya perhatian besar pada dunia keislaman. Gaya bahasa yang ditampilkan pengarangnya pun cukup mudah dipahami, meski terkesan terlalu keras dalam menghakimi gerakan Wahabi. Terlepas dari itu, secara umum buku ini sangat tepat untuk dijadikan sebagai penambah wawasan keislaman, terlebih tentang sekte-sekte Islam. Harapan setelah mebaca buku ini adalah pembaca mampu bersikap bijaksana dalam menghadapi khilafiyah-khilafiyah yang ada serta mampu bersikap selektif terhadap sekte-sekte Islam yang kian hari semakin menjamur. Sehingga pada akhirnya, kita akan terhindar dari sikap fanatisme sekte dan radikalisme sebuah gerakan. Semoga.    

*Dimuat di Majalah Tebuireng
           
              
                 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar