Rabu, 21 September 2011

Surat Buat Almamater



Nurul Ummahku

NurmaKu sayang
Nurmaku sayang,,..Kau itu sebatang pohon
Kau lindungi kami dari sengat terik mentari,,.
Kau payungi kami dari deras tangis hujan,..

Nurmaku sayang,,..Karena kau sebatang pohon,..
Kadang kali kami abaikanmu,,..
Kadang kali kami acuhkanmu..
Kami berlari menjauhimu....kami menghindar dari dekapanmu..
Saat terik mentari hilang dan deras hujan reda,,....
Maafkan kami ,...

Kau memang sebatang pohon,...
Sebatang pohon yang tak mampu berbuat apa2 kala api menyapa...
Sebatang pohon yang tak mampu berlari kala air menerpa,,..
Sebatang pohon yang hanya bisa diam membisu saat badai menghantam...,,
Sebatang pohon yang Cuma bisa duduk terpaku melihat keserakahan kami...
Sebatang pohon yang hanya bisa menangis sedu melihat tingkah polah kami....
Maafkan  kami....,,

Kami yakin kau sedih,,..
Kami yakin kau marah...
Kami juga yakin kau tak rela,,.
Kala Melihat sikap pongah kami kepadamu....
Kala mendengar kata congkak kami kepadamu....
Kala kami sibuk dengan kepentingan kami sendiri...
Kala kami berseteru satu sama lain karenamu....
Kami yakin itu......
Karena itu....Maafkan kami....!!


RASA


RASA,,…!!!!

Meski seBatas Maya,,…
Tetapi,,…ia melampaui Nyata,…
Yahh,,..Karena ini adl rasa,,..
Rasa yg tak kenal Dunia, tak kenal masa,..ia menembus segalanya,..
Kalian boleh tertawa,,….
Lantaran tak percaya,,..kalian anggap semuanya Dusta,…Bohong belaka,,!Bahkan penuh jeNaka,,,!
Terseraahh,,……!
Aq Hnya meminta,..Pada kalian semua…,,
Semua Yang memiliki Rasa,…
BersAksilah,,….
Aq Hendak berKata,..
Bahwa saat ini aq tersiksa,,..
MenderiTa karena Rasa….
Yang SETIAP MALAM DATANG MENYAPA,,..,,
Sungguh….aq tak berDaya..entah kenapa!!?
Ketahuilah,…!
Ini adalah Rasa nYataku yg sebeNarnya…!!


(Ditulis atas nama rasa)

Titah Sang Hati


TITAH SANG HATI

SunGguh aku bukan PujanGGa,,..
Atau seOrang penyair,…
Aku Orang giLa, Aku Orang Mabuk…
yG hanya biSa geRakkan jeMari,..
Atas pErinTah sang Hati..
Sang Hati dibuatnya tak berdaya,..
Dibuatnya giLa, dibuatnya terlena, terpesona Aura sucinya,..
SunggUuhh,….!!
Aku pun dipaksa,,..Aku dibelengguNya..
Tuk teriMa Kuasa iLLahi,..
Sang Hati pun Lantas berTitah,…
Sang Hati meMaksaku menuju dia,..
Sang Hati memintaku temui dia,..
Sang Hati menyuruhku meraih dia,…
Sang Hati merayuku agar Dapatkan dia,..
Sang Hati Membujukku agar menjaga dia,,.
Sang Hati menghiba padaku tuk selalu membuat ktenangan bagi dia,,.
Sang Hati Memohon Padaku agar seLalu mencipta kebahagiaan tuk dia,.
Sungguh,,,Tak kuasa aku menoLak tiTah-titah sang Hati,..
Sungguh,,..Kuturuti saja kemauannya,..
Bahkan Sang Hati pun berbisik padaku tuk Jelajahi rimba aksara,..
Tuk sampaikan ini semua kepada Dia,….

Curhat Cinta


Curhat Cinta

Zuyyina li an-Nas Hubbu as-Syahawat min an-nisa’…..
Sungguh benar FirmanMu itu,,….
Siapapun tak perlu ragu,….
Manusia selalu dihiasi cinta,,..
Detik ini Tuhan,..Aku semakin yakin dengan firmanMu itu,…
Saat Kau singgung CinTa dlm KalamMu, Bergetar seluruh jiwaku…
Sebagaimana Gemetarku saat mendengar Namanya,..
Seperti halnya berdetak keras jantungku saat melihat pesona Auranya…
 Bahkan saat kreasi Jemari lentiknya terbaca olehku,,,Tak kuasa aq tenangkan diri,..
SeLalu guGup saat membacanya,,…senantiasa bergetar bibir ini,,,peluh keringatku pun bercucuran,..
Yaah,,,,,,semuanya karena dia Tuhan,….,
Allaaah ya Rabbb……..
Ini semua karena anugerahMu,…, Kau titipkan rasa Cinta padaku,..Untuk dia ,,Tuhan….
Untuk dia semata Ya Rabb…..
Hanya dia Ya rabb,…
Cuma dia ya Rabb,…
Dia yang kucinta, semoga lekas merasa,…
I love u lillah,,….
Ku cinta dia karenaMu,….
Zuyyina li an-Naas Hubbu as-syahawat min an-Nisa’……

(KG)


ROK MINI


ROK MINI           
Sore itu, saya bersama salah seorang teman senasib sekaligus seperjuangan semi sengaja menginjakkan kaki di salah satu pusat perbelanjaan terbesar di kota Malang. Saya sebut semi sengaja, karena sebenarnya saya dan teman tidak hendak menjadikan Mall tersebut sebagai tujuan utama. Sejatinya, saat itu saya sekedar ingin jalan-jalan saja, tanpa ada tujuan pasti. Saya hanya ingin refreshing, menghilangkan berbagai macam jenis kejenuhan yang berlabuh dalam otak. Ya, hanya itu saja, tak lebih. Tetapi ternyata, kebetulan ‘kuda besi’ yang saya kendarai –ndilalahnya-ingin diparkirkan di belakang Mall itu, saya pun menuruti kemauannya lantaran saya juga ‘sedikit’ punya keinginan yang sama. Maka, jadilah saya, teman dan ‘kaki kuda besi’ itu sama-sama menginjakkan kaki di Mall.
                Seperti biasa, setibanya di sana saya disuguhi berbagai macam pemandangan-pemandangan yang ‘menyegarkan’ mata. Saya melihat lalu lalang orang, lengkap dengan kesibukannya masing-masing. Ada yang berjalan sendiri tanpa didampingi pasangan, ada yang berdua sambil bergandeng tangan -entah dengan teman, pacar atau saudaranya- yang jelas mereka bergandeng tangan, ada yang berkelompok dan ada juga yang melangkahkan kaki berdua tetapi tak saling bergandeng tangan. Ya maklum saja, mereka berdua kan sesame jenis. Bisa dibayangkan jika kemudian mereka berdua bergandeng tangan, maka publik akan melihat aneh dan berpikiran yang tidak-tidak.
                Yang paling menyita perhatian saya saat itu adalah gaya berpakaian mereka. Tentu saja, yang saya maksud di sini adalah gaya berpakaian gadis-gadis mall, bukan pakaian bapak-bapak atau mas-mas. Entah kenapa gaya berpakaian bapak-bapak kurang menarik di mata saya. Barangkali karena saya juga seorang laki-laki sehingga naluri kelelakian saya pun tanpa sadar muncul. Jujur saja, saya masih sangat sulit  untuk “ghadl al-Bashr” (menundukkan pandangan) atau sekedar menutup mata kala berpapasan dengan sekian banyak wanita-wanita itu, meski sebenarnya agama saya ‘menuntut’ itu. Hati kecil saya bilang bahwa Tuhan akan memaafkan saya akibat ketidakmampuan “ghadl al-Bashr” dalam kondisi tersebut. Saya tak bisa membayangkan bila saya berjalan terus sambil menunduk kemudian menabrak setiap orang yang ada di depan saya atau saya tutupi kedua mata lalu berjalan dengan tertatih tatih bak orang buta. Sampai di sini saya berkeyakinan bahwa apa yang saya alami ini masuk dalam kategori “umum al-Balwa” yang -katanya- merupakan kesulitan2 umum di mana sangat sulit untuk dihindari. Dalam kondisi demikian, hemat saya Tuhan akan memakluminya. Permasalahan akan menjadi beda bila saya menikmati pemandangan-pemandangan tersebut dengan penuh nafsu, maka saya tak yakin bila Tuhan tak ‘memarahi’ saya.
                Sepintas, saya melihat begitu banyak gaya berpakaian gadis-gadis itu. Ada yang berbusana muslim lengkap dengan jilbab standarnya, ada yang berjilbab mini dan berkaos sangat ketat, Ada yang tak berjilbab dengan pakaian longgar dan biasa-biasa saja, ada yang tak berjilbab, berkaos ketat dengan kombinasi celana jins yang juga sangat ketat, bahkan ada juga yang berpakaian sangat ketat dengan kombinasi rok yang sangat mini. Saya tak begitu tahu alasan gadis-gadis itu memilih pakaiannya. Bisa jadi yang berjilbab itu ingin mematuhi ajaran agamanya atau boleh jadi juga yang pakai kaos ketat dan rok sangat mini itu ingin terlihat seksi dan modis.
                Di sini saya tak hendak mempermasalahkan mereka yang telah berpakaian secara ‘normal’, saya hanya sedikit merasa ada yang tak beres saja dengan wanita-wanita ber-rok mini itu sehingga saya merasa perlu menulis catatan ini. Meski mereka berdalih bahwa apa yang dilakukannya itu sekedar ingin tampil modis dan seksi. Mereka merasa nyaman dengan itu, tetapi yang perlu diingat adalah bahwa apa yang dirasa nyaman bagi dirinya tak lantas membuat nyaman pula bagi yang lain. Masih ‘mending’ kalau yang ber-rok mini itu cantik dan semok, lah apa jadinya bila yang ber-rok mini itu parasnya di bawah standar dengan kombinasi tubuh yang sangat tidak ideal, maka justru pemandangan seperti ini akan makin membuat lelaki tak nyaman.
                Saya teringat dengan ucapan seseorang yang mengatakan bahwa mereka yang ber rok mini ini sebenarnya ingin diperkosa. Saya sangat setuju dengan itu. Makin maraknya kasus perkosaan saat ini sebenarnya tak mutlak menjadi kesalahan sang pelaku. Korban pun seharusnya ikut menanggung kesalahan itu. Dalam hal ini korban sangat ceroboh dan gegabah dengan berpakaian yang bagi saya tak normal itu. Tak dapat dipungkiri, bahwa sesungguhnya pemicu utama munculnya aksi pemerkosaan adalah akibat bergeloranya nafsu syahwat sang pelaku. Nah, Nafsu syahwat itu tak akan muncul bila tak ada yang membangkitkannya. Tanpa sadar, gadis-gadis itu telah membangkitkan nafsu syahwat pemerkosa, sehingga terjadilah hal-hal yang sebetulnya ‘diinginkan’, mulai dari pelecehan seksual sampai pada kasus pemerkosaan. Akhirnya, silahkan ber-rok mini lalu bersiaplah untuk diperkosa. (Wallah a’lam).